Selamat Datang di Blog Area

Selamat menelusuri yang anda cari. Silahkan tinggalkan komentar dan kunjungi kembali. Silahkan berbagi tulisan dan pemikiran. Terimakasih. Regards

11/12/11

NOVEMBER (part 1 lanjutan..)

Disini, de tempat aku berdiri. berharap akan ku temui damai pengobat hati yang kalut. air mata yang denan senang hati terus mengalir di pipi membuatku merasa lelah.

"yuk jalan-jalan aja. daripada kamu nangis terus." tante menarik tanganku , memaksa aku bangkit dari ranjang penuh lara.
"hehehe. kita jalan-jala ke belakang aja mbak. aku mau foto-foto." adikku yang manis pun tidak kehabisan akal untuk ikut membujukku.

aku hanya menganggukkan kepala. sungguh hanya itu tenaga yang masih tersisa saat ini. selurh energiku telah kukuras habis untuk merenungi air mata yang damai mengalir membasahi hatiku.

"aku butuh senyum yang bisa mengundang rasa tenang kedalam jiwaku. tap apa mungkin senyum itu akan kudapati saat ini. saat aku lelah mengerti satu hal yang sulit diartikan ini." aku membatin melihat ke ragaku sendiri yang menjadi tidak jelas karena pertenkaranku dengan indra itu.


Dear...
teruntuk jiwaku yang kalut..
aku butuh kamu tersenyum sejenak..
meski aku tahu lara tenah menyelimuti sebagian ruanganmu...
Dear...
biarkan air mata yang tertumpah berganti tawa yang memesona...
kembalilah menjadi jiwa yang tegar...
jiwa yang selalu menjadi sandaran bagi mereka yang butuh obat penawar perihnya hidup...
Dear...
jangan jadikan air mata yang telah mengalir menjadi penjara bagi ceriamu...
kau jiwaku yang ku tahu begitu kuat...
cinta buanlah satu-satunya hal yang membuatmu terlatih...
Dear...
jadilah jiwaku yang damai saat ini.

aku membiarkan untaian kata-kata menasihati diriku sendiri. aku tahu saat ini aku butuh itu. dan biarka diriku sendiri yang mengatakan semua kata-kata penguat itu.


"haduhhhhh..."
aku menoleh mendengar suara adikku yang secara tiba-tiba.
"kenapa kamu?"
"hehehe.. kejebur. tadi aku kira tanahnya keras. taunya lembek." adikku nyengir kuda sambil berusaha mengangkat sandalnya dari dalam lumpur.

aku tertawa melihat tingkahnya. dia memang selalu bisa mengundang tawaku. setidaknya meskipun tawa itu hanya seejap saja.

(cont...)

Tidak ada komentar: